Home » » MUHASABAH HATI

MUHASABAH HATI

Written By Al-Zidni on Thursday 21 February 2013 | 00:45:00



Ketahuilah, bahawa di dalam badan itu ada seketul daging, apabila ia baik, baiklah seluruh badan, dan apabila ia rusak, rusaklah semuanya, ketahuilah, itulah dia hati. "(Hadis riwayat Bukhari dan Muslim)”

Begitulah, keadaan atau kondisi hati kita sangat mempengarui sifat dan tingkah laku kita maka dari itu menjaga kondisi hati untuk senantiasa bersih dari segala kotoran dan lembut serta  selalu  istiqomah berada di jalan Allah. Kesibukan dan rutinitas kita yang menguras tenaga dan pikiran, serta interaksi yang terus menerus dengan masalah duniawi, jika tidak diimbangi dengan "makanan-makanan" hati, terkadang membuat hati menjadi keras, kering, lalu mati... Padahal sebagai seorang mukmin, dalam melihat berbagai macam persoalan kehidupan, haruslah dengan mata hati yang jernih.
Nabi membagi hati kedalam 4 kriteria yaitu :
1.    HATI yang bersih yang di dalamnya ada cahaya yang sentiasa bersinar-sinar. Itulah hati orang Mukmin.
2.     HATI yang hitam  yaitu adalah hati orang-orang kafir.
3.    HATI yang tertutup yaitu hati orang munafik.
4.    HATI yang musfah (melintang) tidak berdiri tegak dan tidak terjungkir. Di situ ada keimanan dan di situ ada kemunafikan. Mana yang lebih banyak di situlah dia tergolong.

Untuk itu, beberapa muhasabah yang harus kita renungkan dan kita aplikasikan dalm kehidupan kita sehari hari, dan muadah-mudahan dengan muhasabah ini hati kita akan akan selalu konsiten terjaga dari kotoran-kotoran duniawi  
Inilah muhasabah-muhasabah yang harus kita renungkan :
1.    Takut akan datangnya maut secara tiba-tiba sebelum kita sempat bertaubat.
2.    Takut tidak menunaikan hak-hak Allah secara sempurna. Sesungguhnya hak-hak Allah
itu pasti diminta pertanggungjawabannya.
3.    Takut tergelincir dari jalan yang lurus, dan berjalan di atas jalan kemaksiatan dan jalan
syaithan.
4.     Takut memandang remeh atas banyaknya nikmat Allah pada diri kita.
5.    Takut akan balasan siksa yang segera di dunia, karena maksiat yang kita lakukan.
6.    Takut mengakhiri hidup dengan su'ul khatimah.
7.     Takut menghadapi sakaratul maut dan sakitnya sakaratul maut.
8.     Takut menghadapi pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir di dalam kubur.
9.    Takut akan adzab dan prahara di alam kubur.
10.  Takut menghadapi pertanyaan hari kiamat atas dosa besar dan dosa kecil yang kita
lakukan.
11. Takut melalui titian yang tajam. Sesungguhnya titian itu lebih halus daripada rambut
dan lebih tajam dari pedang.
12. Takut dijauhkan dari memandang wajah Allah.
13. Perlu mengetahui tentang dosa dan aib kita.
14. Takut terhadap nikmat Allah yang kita rasakan siang dan malam sedang kita tidak
bersyukur.
15. Takut tidak diterima amalan-amalan dan ucapan-ucapan kita.
16.  Takut bahwa Allah tidak akan menolong dan membiarkan kita sendiri.
17.  Kekhawatiran kita menjadi orang yang tersingkap aibnya pada hari kematian dan pada
hari timbangan ditegakkan.
18. Hendaknya kita mengembalikan urusan diri kita, anak-anak, keluarga, suami dan harta
kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dan jangan kita bersandar dalam memperbaiki
urusan ini kecuali pada Allah.
19. Sembunyikanlah amal-amal kita dari riya' ke dalam hati, karena terkadang riya' itu
memasuki hati kita, sedang kita tidak merasakannya. Hasan Al Basri rahimahullah
pernah berkata kepada dirinya sendiri. "Berbicaralah engkau wahai diri. Dengan
ucapan orang sholeh, yang qanaah lagi ahli ibadah. Dan engkau melaksanakan amal
orang fasik dan riya'. Demi Allah, ini bukan sifat orang mukhlis".
20. Jika kita ingin sampai pada derajat ikhlas maka hendaknya akhlak kita seperti akhlak
seorang bayi yang tidak peduli orang yang memujinya atau membencinya.
21. Hendaknya kita memiliki sifat cemburu ketika larangan-larangan Allah diremehkan.
22. Ketahuilah bahwa amal sholeh dengan keistiqomahan jauh lebih disukai Allah
daripada amal sholeh yang banyak tetapi tidak istiqomah dengan tetap melakukan
dosa.
23. Ingatlah setiap kita sakit bahwa kita telah istirahat dari dunia dan akan menuju akhirat
dan akan menemui Allah dengan amalan yang buruk.
24. Hendaknya ketakutan pada Allah menjadi jalan kita menuju Allah selama kita sehat.
25. Setiap kita mendengar kematian seseorang maka perbanyaklah mengambil pelajaran
dan nasihat. Dan jika kita menyaksikan jenazah maka khayalkanlah bahwa kita yang
sedang diusung.
26. Hati-hatilah menjadi orang yang mengatakan bahwa Allah menjamin rezeki kita
sedang hatinya tidak tenteram kecuali sesuatu yang ia kumpul-kumpulkan. Dan
menyatakan sesungguhnya akhirat itu lebih baik dari dunia, sedang kita tetap
mengumpul-ngumpulkan harta dan tidak menginfakkannya sedikit pun, dan
mengatakan bahwa kita pasti mati padahal dia tidak pernah ingat mati.
27. Lihatlah dunia dengan pandangan I'tibar (pelajaran) bukan dengan pandangan
mahabbah (kecintaan) kepadanya dan sibuk dengan perhiasannya.
28. Ingatlah bahwa kita sangat tidak kuat menghadapi cobaan dunia. Lantas apakah kita
sanggup menghadapi panasnya jahannam?
29. Di antara akhlak wanita mu'minah adalah menasihati sesama mu'minah.
30. Jika kita melihat orang yang lebih besar dari kita, maka muliakanlah dia dan katakana
kepadanya, "Anda telah mendahului saya di dalam Islam dan amal sholeh maka dia
jauh lebih baik di sisi Allah. Anda keluar ke dunia setelah saya, maka dia lebih baik
sedikit dosanya dari saya dan dia lebih baik dari saya di sisi Allah."
Share this article :
Free Backlinks
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. AlZidnie Blog - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger