Ketahuilah, bahawa di dalam badan itu ada seketul daging, apabila ia baik,
baiklah seluruh badan, dan apabila ia rusak, rusaklah semuanya, ketahuilah,
itulah dia hati. "(Hadis riwayat Bukhari dan Muslim)”
Begitulah, keadaan atau kondisi hati kita sangat mempengarui
sifat dan tingkah laku kita maka dari itu menjaga kondisi hati untuk senantiasa
bersih dari segala kotoran dan lembut serta selalu istiqomah berada di jalan Allah. Kesibukan dan
rutinitas kita yang menguras tenaga dan pikiran, serta interaksi yang terus
menerus dengan masalah duniawi, jika tidak diimbangi dengan
"makanan-makanan" hati, terkadang membuat hati menjadi keras, kering,
lalu mati... Padahal sebagai seorang mukmin, dalam melihat berbagai macam
persoalan kehidupan, haruslah dengan mata hati yang jernih.
Nabi membagi hati kedalam 4 kriteria
yaitu :
1.
HATI yang bersih yang di dalamnya ada cahaya yang sentiasa
bersinar-sinar. Itulah hati orang Mukmin.
2.
HATI yang hitam yaitu adalah hati orang-orang kafir.
3.
HATI yang tertutup yaitu hati orang munafik.
4.
HATI yang musfah (melintang) tidak berdiri tegak dan tidak
terjungkir. Di situ ada keimanan dan di situ ada kemunafikan. Mana yang lebih
banyak di situlah dia tergolong.
Untuk itu, beberapa muhasabah yang harus kita renungkan dan
kita aplikasikan dalm kehidupan kita sehari hari, dan muadah-mudahan dengan
muhasabah ini hati kita akan akan selalu konsiten terjaga dari kotoran-kotoran
duniawi
Inilah muhasabah-muhasabah yang harus kita renungkan :
1.
Takut akan datangnya maut
secara tiba-tiba sebelum kita sempat bertaubat.
2.
Takut tidak menunaikan
hak-hak Allah secara sempurna. Sesungguhnya hak-hak Allah
itu pasti diminta pertanggungjawabannya.
itu pasti diminta pertanggungjawabannya.
3.
Takut tergelincir dari
jalan yang lurus, dan berjalan di atas jalan kemaksiatan dan jalan
syaithan.
syaithan.
4.
Takut memandang remeh atas banyaknya nikmat
Allah pada diri kita.
5.
Takut akan balasan siksa
yang segera di dunia, karena maksiat yang kita lakukan.
6.
Takut mengakhiri hidup
dengan su'ul khatimah.
7.
Takut menghadapi sakaratul maut dan sakitnya
sakaratul maut.
8.
Takut menghadapi pertanyaan malaikat Munkar
dan Nakir di dalam kubur.
9.
Takut akan adzab dan
prahara di alam kubur.
10. Takut menghadapi
pertanyaan hari kiamat atas dosa besar dan dosa kecil yang kita
lakukan.
lakukan.
11. Takut melalui titian yang tajam. Sesungguhnya titian itu lebih
halus daripada rambut
dan lebih tajam dari pedang.
dan lebih tajam dari pedang.
12. Takut dijauhkan dari memandang wajah Allah.
13. Perlu mengetahui tentang dosa dan aib kita.
14. Takut terhadap nikmat Allah yang kita rasakan siang dan malam sedang
kita tidak
bersyukur.
bersyukur.
15. Takut tidak diterima amalan-amalan dan ucapan-ucapan kita.
16. Takut bahwa Allah tidak
akan menolong dan membiarkan kita sendiri.
17. Kekhawatiran kita menjadi
orang yang tersingkap aibnya pada hari kematian dan pada
hari timbangan ditegakkan.
hari timbangan ditegakkan.
18. Hendaknya kita mengembalikan urusan diri kita, anak-anak,
keluarga, suami dan harta
kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dan jangan kita bersandar dalam memperbaiki
urusan ini kecuali pada Allah.
kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dan jangan kita bersandar dalam memperbaiki
urusan ini kecuali pada Allah.
19. Sembunyikanlah amal-amal kita dari riya' ke dalam hati, karena
terkadang riya' itu
memasuki hati kita, sedang kita tidak merasakannya. Hasan Al Basri rahimahullah
pernah berkata kepada dirinya sendiri. "Berbicaralah engkau wahai diri. Dengan
ucapan orang sholeh, yang qanaah lagi ahli ibadah. Dan engkau melaksanakan amal
orang fasik dan riya'. Demi Allah, ini bukan sifat orang mukhlis".
memasuki hati kita, sedang kita tidak merasakannya. Hasan Al Basri rahimahullah
pernah berkata kepada dirinya sendiri. "Berbicaralah engkau wahai diri. Dengan
ucapan orang sholeh, yang qanaah lagi ahli ibadah. Dan engkau melaksanakan amal
orang fasik dan riya'. Demi Allah, ini bukan sifat orang mukhlis".
20. Jika kita ingin sampai pada derajat ikhlas maka hendaknya akhlak
kita seperti akhlak
seorang bayi yang tidak peduli orang yang memujinya atau membencinya.
seorang bayi yang tidak peduli orang yang memujinya atau membencinya.
21. Hendaknya kita memiliki sifat cemburu ketika larangan-larangan
Allah diremehkan.
22. Ketahuilah bahwa amal sholeh dengan keistiqomahan jauh lebih
disukai Allah
daripada amal sholeh yang banyak tetapi tidak istiqomah dengan tetap melakukan
dosa.
daripada amal sholeh yang banyak tetapi tidak istiqomah dengan tetap melakukan
dosa.
23. Ingatlah setiap kita sakit bahwa kita telah istirahat dari dunia
dan akan menuju akhirat
dan akan menemui Allah dengan amalan yang buruk.
dan akan menemui Allah dengan amalan yang buruk.
24. Hendaknya ketakutan pada Allah menjadi jalan kita menuju Allah
selama kita sehat.
25. Setiap kita mendengar kematian seseorang maka perbanyaklah
mengambil pelajaran
dan nasihat. Dan jika kita menyaksikan jenazah maka khayalkanlah bahwa kita yang
sedang diusung.
dan nasihat. Dan jika kita menyaksikan jenazah maka khayalkanlah bahwa kita yang
sedang diusung.
26. Hati-hatilah menjadi orang yang mengatakan bahwa Allah menjamin
rezeki kita
sedang hatinya tidak tenteram kecuali sesuatu yang ia kumpul-kumpulkan. Dan
menyatakan sesungguhnya akhirat itu lebih baik dari dunia, sedang kita tetap
mengumpul-ngumpulkan harta dan tidak menginfakkannya sedikit pun, dan
mengatakan bahwa kita pasti mati padahal dia tidak pernah ingat mati.
sedang hatinya tidak tenteram kecuali sesuatu yang ia kumpul-kumpulkan. Dan
menyatakan sesungguhnya akhirat itu lebih baik dari dunia, sedang kita tetap
mengumpul-ngumpulkan harta dan tidak menginfakkannya sedikit pun, dan
mengatakan bahwa kita pasti mati padahal dia tidak pernah ingat mati.
27. Lihatlah dunia dengan pandangan I'tibar (pelajaran) bukan dengan
pandangan
mahabbah (kecintaan) kepadanya dan sibuk dengan perhiasannya.
mahabbah (kecintaan) kepadanya dan sibuk dengan perhiasannya.
28. Ingatlah bahwa kita sangat tidak kuat menghadapi cobaan dunia.
Lantas apakah kita
sanggup menghadapi panasnya jahannam?
sanggup menghadapi panasnya jahannam?
29. Di antara akhlak wanita mu'minah adalah menasihati sesama
mu'minah.
30. Jika kita melihat orang yang lebih besar dari kita, maka
muliakanlah dia dan katakana
kepadanya, "Anda telah mendahului saya di dalam Islam dan amal sholeh maka dia
jauh lebih baik di sisi Allah. Anda keluar ke dunia setelah saya, maka dia lebih baik
sedikit dosanya dari saya dan dia lebih baik dari saya di sisi Allah."
kepadanya, "Anda telah mendahului saya di dalam Islam dan amal sholeh maka dia
jauh lebih baik di sisi Allah. Anda keluar ke dunia setelah saya, maka dia lebih baik
sedikit dosanya dari saya dan dia lebih baik dari saya di sisi Allah."